Minggu, 30 Oktober 2011

TULISAN 3 : PEMUDA DAN SOSIALISASI

TULISAN :
3.PEMUDA DAN SOSIALISASI
                    Dalam tema ini, saya akan beropini tentang beberapa kejadian – kejadian yang berhubungan dengan Pemuda dan Sosialisasi.  Pemuda dan sosialisasi adalah 2 hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain, karena pemuda mau tidak mau harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitar nya. Sosialisasi dalam konteks pemuda adalah hal terpenting yang harus dijalani pemuda pemudi pada saat beranjak dewasa. Menurut saya, sosialisasi untuk pemuda bukan hanya sekedar untuk membaur dengan lingkungan, melainkan untuk mendapatkan informasi-informasi penting.
                    Oleh karena pemuda-pemuda Indonesia sangatlah beragam jenisnya, maka akan terdapat pemuda yang pandai bersosialisasi dan pemuda yang kurang pandai bersosialisasi. Atau bahkan tidak mau untuk bersosialisasi.

                    Jika pemuda yang tidak mau bersosialisasi, maka dirinyalah yang akan menemukan sedikit kesulitan dalam bergaul atau bahkan akan kesulitan dalam mencari teman atau pekerjaan. Tentunya pemuda yang seperti ini tidak kita harapkan untuk tidak bersosialisasi dengan jangka waktu yang lama, untuk itu, diperlukan peran yang besar dari para orangtua untuk mendidik anak-anaknya untuk belajar bersosialisasi mulai dari usia dini. Kerena jika terlambat untuk mendidiknya, maka akan terasa sangat sulit untuk mengubah sifat dari anak yang tidak mau bersosialisasi menjadi anak yang ingin bersosialisasi.
                    Sedangkan jika pemuda yang pandai bersosialisasi, tentunya akan mendapatkan kemudahan untuk bergaul dan berbaur dengan siapa saja.
                    Pemuda Indonesia saat ini adalah pemuda-pemudi Indonesia dengan segudang prestasi yang dimilikinya yang otomatis mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Mulai dari juara olympiade, mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri, dan lain-lain.
                    Sudah selayaknya kita patut berbangga akan pemuda-pemudi Indonesia dengan  segudang prestasinya. Akan tetapi, selama yang saya lihat, saya merasakan adanya ironi untuk pemuda-pemuda Indonesia. Dalam hal ini saya mengambil contoh,untuk pemuda-pemudi Indonesia yang berjaya akan prestasinya di luar negeri, apakah pengetahuan saya yang kurang atau entah karena faktor apa , mengapa kebanyakan dari pemuda-pemudi Indonesia yang berjaya dengan segudang prestasi dengan lomba-lomba tingkat Internasional, adalah pemuda-pemuda yang tergolong dengan pemuda pemuda dari keluarga yang mampu atau bisa dibilang dari keluarga yang berduit banyak???? Saya mengambil contoh, misalnya Si A adalah pemuda yang berasal dari keluarga yang mampu, ia mempunyai hobi bermain drum, untuk mengasah kemampuan bermain drum nya, ia di les kan oleh orangtuannya les drum privat. Setelah ia jago bermain drum, ia mencoba untuk mengikuti lomba drum tingkat internasional dengan biaya pendaftaran yang tidak sedikit, dan ia keluar sebagai pemenang.  Sedangkan Si B, adalah pemuda yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, ia juga mempunyai hobi yang sama dengan Si A, yakni bermain drum.  Tanpa ia les privat, ia sudah jago bermain drum karena belajar secara otodidak, dan bukan karena les privat. Tetapi, untuk mengikuti lomba drum tingkat Internasional, ia dan keluarganya tidak mempunyai biaya yang cukup untuk mendaftar, jangankan untuk biaya pendaftaran perlombaan drum tingkat internasional, untuk biaya makan sehari-hari saja keluarga Si A sangat terbatas dan kesusahan.  Jadi kesimpulannya adalah, apakah hanya pemuda-pemudi Indonesia yang berduit banyak saja yang dapat mengikuti perlombaan tingkat internasional dan berjaya di kancah internasional serta berkesempatan mengharumkan nama Indonesia ?????   Ironi memang.

NAMA        :       ADI TRI HARTANTO
KELAS       :        1KA39
NPM          :        10111183




PEMUDA DAN SOSIALISASI

TUGAS :
1.   3 PEMUDA DAN SOSIALISASI
                    Pemuda adalah manusia-manusia yang berusia produktif, muda dan membutuhkan pembinaan dan pengarahan yang baik agar dapat melanjutkan pembangunan nasional yang tengah berjalan saat ini. Pemuda memerlukan apa yang kita biasa disebut sosialisasi, yaitu para pemuda pemudi harus menjalani proses kehidupan baik di sekolah, di rumah (keluarga), maupun di masyarakat yang akan berdampak besar pada nya disaat nanti membaur dengan masyarakat.
                    Pada era sekarang ini, pemuda pemudi Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya  serta dihubungkan dengan keanekaragaman penduduk dalam satu wilayah.
Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi                            : 0 – 1 tahun
Masa anak                          : 1 – 12 tahun
Masa Puber                        : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda                   : 15 – 21 tahun
Masa dewasa                    : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak                  : 0 – 12 tahun
Golongan remaja             : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa            : 18 (21) tahun keatas


INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
                Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.


SOSIALISASI PEMUDA
Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.

Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari.
 Asal mula timbulnya kedirian :
1.                 Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2.                 Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial

Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda
                Thomas Ford Hoult, mengartikan sosialisasi  adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya.

NAMA        :     ADI TRI HARTANTO
KELAS         :    1KA39
NPM           :     10111183




TULISAN 2 : INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

TULISAN :
1.   INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
                    Hubungan  antara 3 tingkatan atau 3 tahap dalam kehidupan manusia ini sangat erat. Dikarenakan oleh adanya keterikatan diantaranya. Sebagai masing-masing individu pastilah kita dilahirkan dalam sebuah keluarga. Karena keluarga adalah kelompok sosial pertama yang kita jumpai sesaat kita terlahir di dunia ini. Meskipun bernama keluarga, pastilah terdapat konflik-konflik di dalamnya. Setiap permasalahan yang ada pasti terdapat jalan keluar yang baik. Tergantung dari masing-masing anggota keluarga dalam  menyikapi dan mengatasinya.
                    Setelah melalui tahap keluarga, kita diharuskan untuk siap terjun ke masyarakat. Apa gunanya????, tentu saja untuk membaur, karena kita adalah makhluk sosial, kita perlu untuk membaur dengan kelompok sosial lainnya selain dalam keluarga.
                    Akan tetapi pada zaman sekarang ini, banyak remaja-remaja baik yang putra maupun yang putri, tidak menganggap penting  dari manfaat berbaur dengan masyarakat, mereka hanya merasa bahwa dengan hanya mereka mempunyai keluarga yang menyayangi mereka, mereka enggan untuk berbaur dengan masyarakat atau kita bisa sebut dalam skala kecil, yakni tetangga. Dengan berbagai alasan para remaja tersebut merasa cukup dengan hanya mempunyai keluarga. Maksud di sini adalah tidak mengkesampingkan peran utama dari sebuah keluarga itu sendiri, akan tetapi peran masyarakat sekitar juga turut andil dalam hal ini.
                     Banyak faktor yang menyebabkan para remaja zaman sekarang ini merasa engan untuk berbaur dengan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah efek dari globalisasi dan efek modernisasi. Kita sendiri tidak dapat memungkiri bahwa globalisasi dan modernisasi telah memudahkan kehidupan manusia dari berbagai aspek. Modernisasi dan globalisasi telah banyak membawa efek positif dalam sejarah kehidupan manusia sampai saat ini. Akan tetapi, semua hal pastilah akan ada efek positif dan efek negatif. Dan efek dari modernisasi dan globalisasi tidah hanya positif saja melainkan efek negatif yang ditimbulkan juga tidak kalah banyak dengan efek positifnya.
   Salah satu efek negatifnya adalah, mari kita ambil satu contoh, yaitu modernisasi dari game-game atau permainan-permainan yang berkembang pesat hampir setiap hari, mulai dari  PLAYSTATION (PS) 1, PS 2, sampai PS 3. Contoh seperti inilah yang membuat remaja-remaja saat ini merasa enggan untuk membaur dengan masyarakat sekitarnya. Mereka terlalu sibuk bermain permainan-permainan zaman sekarang yang menyita waktu dan hampir bisa kita sebut permainan yang tidak ada batasnya.

NAMA      :      ADI TRI HARTANTO
KELAS     :      1KA39
NPM        :       10111183



INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

TUGAS :
1.   INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk social. Makhluk dimana dia tidak dapat hidup seorang diri. Makhluk  yang memerlukan orang lain untuk hidup. Manusia mempunyai naluri yang dapat digunakan untuk  bisa selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain, naluri tersebut dinamakan  “gregariousness” dan  karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
                    Kata Individu berasal dari kata latin “ Individuum” yang berarti yang tidak terbagi, maka dari itu sebutan individu menyatakan bagian yang terkicil dan terbatas.  Dalam pandangan psikologis, individu hanya mengikuti apa yang ada pada dirinya, dan bukan mengikuti perilaku umum.
PERTUMBUHAN INDIVIDU
               Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat disimpulkan bahwa asosiasi adalah terjadinya perubahan tahap demi tahap yang dikarenakan hubungan timbal balik dari suatu pengalaman yang melalui pancaindera.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
  2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.

KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
                    Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
1.       Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2.       para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
3.       Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang  yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
4.       Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Penjelasannya adalah, ketika mannusia terlahir, manusia sebagai Individu, kemudian keluarga, dan kemudian seseorang akan siap untuk terjun ke masyarakat.

NAMA     :     ADI TRI HARTANTO
KELAS    :     1KA39
NPM        :     10111183

TULISAN 1 : PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

TULISAN :
1.   PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Pada topic yang pertama ini, yang berjudul  penduduk, masyarakat dan kebudayaan adalah topic yang cukup menarik bagi saya pribadi. Mengapa saya katakan demikian? Karena penduduk di Negara tercinta kita ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah sangat sangat padat untuk ukuran luas dari pada Negara Indonesia itu sendiri.  Sebagai Negara terpadat penduduknya ke 3 di dunia, Indonesia patut untuk berbenah sesegera mungkin. Karena bila tidak, akan terjadi Big Bang dari ledakan penduduk yang lebih dahsyat dari saat ini.
Ada beberapa aspek atau cara jitu untuk menekan jumlah penduduk Indonesia yang sudah terlanjur membeludak. Diantaranya adalah menekan jumlah kelahiran, melakukan program KB (Keluarga Berencana), malukukan program transmigrasi dengan benar, serta mencegah pernikahan dini. Jika semua program ini sudah dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh semua masyarakat Indonesia walaupun terlihat susah memang, maka Negara kita adalah Negara dengan presentase tertinggi   untuk  angka keberhasilan dalam mengatasi ledakan penduduk.
Dalam konteks persebaran penduduk, Indonesia sudah cukup sukses denga program ini. Mengapa? Karena sudah banyak persebaran penduduk yang dilakukan sekitar tahun 80-90 an. Tetapi, persebaran ini dianggap kurang efektif, dikarenakan persebaran penduduk yang dianggap tidak adil karena terdapat transmigran-transmigran yang merasa dibeda-bedakan kerena ada transmigran yang dipindah antar pulau yang berdekatan dan ada pula transmigran yang dipindah antar pulau yang berjauhan dari pulau asal tempat tinggal mereka sebelumnya.
Atau, saya akan memberikan contoh sebagai berikut. Saya akan mengangkat tentang kecemburuan social antar transmigran-transmigran di Indonesia. Misalnya Si A dan Si B. mereka berdua adalah  transmigran-transmigran yang berasal dari satu daerah yang sama, daerah asal mereka adalah daerah subur yang terletak di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada saat mereka berdua melakukan program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah, mereka berdua mendapatkan daerah tujuan para transmigran yang berbeda, Si A bertransmigrasi ke daerah Sumatera Selatan yang kaya akan tanah yang subur, sedangkan  Si B bertransmigrasi ke daerah Nusa Tenggara Timur yang kering dan tandus dengan sedikit sekali lahan subur di sana.
Kebudayaan di Indonesia sangatlah beragam, mulai dari kebudayaan pertama yang masuk ke Indonesia yaitu kebudayan Hindu, kemudian disusul kebudayaan Budha, kemudian barulah kebudayaan Islam  mulai masuk ke Indonesia.
Di samping kebudayaan tersebut, terdapat budaya barat yang sangat berpengaruh dengan bangsa dan masyarakat Indonesia. Budaya barat adalah budaya yang menurut saya budaya dengan tingkat dampak negative yang cukup tinggi. Mengapa? Karena, memang sudah terbukti dengan dampak yang sudah terjadi di Indonesia. Khususnya untuk para remaja yang mudah terpengaruh, merekalah yang  paling rawan terkena dampak negative dari budaya barat. Mulai dari gaya berpakaian, gaya berperilaku, dan makanan. Untuk gaya berpakaian, para remaja saat ini lebih suka memakai  pakaian yang terlalu terbuka. Sedangkan untuk makanan, adalah berbahayanya makanan-makanan cepat saji yang tidak baik untuk kesehatan. Jadi,  bukan hanya para remaja lah yang harus berusaha untuk meminimalisirkan akibat negative dari budaya barat, tetapi para orangtua lah yang juga harus bekerja keras untuk mencegah putra-putrinya agar tidak  masuk ke dalam dampak-dampak negative dari budaya barat.

NAMA    :    ADI TRI HARTANTO
KELAS   :    1KA39
NPM      :     10111183

PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

TUGAS  1 :
1.   PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Yang dimaksud dengan penduduk adalah sekelompok  organisme  sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tertentu.  Selain itu, penduduk juga dapat diartikan sebagai sekelompok  orang-orang yang tinggal atau mendiami atau menetap, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu.
Masyarakat berarti suatu kesatuan kehidupan social manusia yang menempati wilayah tertentu dan keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan kerena memiliki pranata social yang sudah menjadi tradisi untuk mengatur kehidupannya. Masalahnya adalah terletak pada pranata social, jika masyarakat hidup tanp aadanya pranata social, kehidupan masyarakat tidak dapat berjalan dengan teratur. Yang dimaksud dengan pranata social adalah seperangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antara anggota masyarakat, bisa secara perorangan maupun perkelompok.
Sedangkan yang dimaksud dengan kebudayaan adalah hasil dari daya manusia, hasil dari karya, cipta dan rasa masyarakat. Karya daripada manusia tersebut adalah teknologi dan kebudayaan kebendaan.
PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
      Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah “Thomas Robert Malthus. Dalam edisi pertamanya “Essay Population “ tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting utnuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.
PERSEBARAN PENDUDUK
Persebaran penduduk adalah pemerataan penduduk dari suatu daerah yang berpenduduk padat ke suatu daerah yang berpenduduk kurang/tidak padat. Pada langkah ini, bertujuan untuk memeratakan masyarakat agar tercipatanya kehidupan dalam masyarakat yang seimbang.
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya cara atau “usage” kelaziman / kebiasaan atau “folkways” tata kelakuan atau “mores”, dan adab istiadat Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat informal diatas, ada juga norma yang sengaja diciptakan secara formal dalam bentuk peraturan–peraturan hukum. Setiap norma, baik usage, folkways,costom ataupun peraturan hokum yang tertulis, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya saja kekuatan pengikatnya berbeda.
                    Usage menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekutan mengikatnya sangat lemah bila dibandingkan dengan folkways. Folkways dapat diartikan sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang diikutinya kurang berdasarkan pelikiran dan mendasarkan pada kebiasaan katau tradisi yang diterjemahkan dengan kelajman  atau kebiasaan. Kekuatan pengikatnya lebih besar dari pada usage (cara). Sebagai contoh, anak-anak yang tidak memberikan hormat kepada orang tua sangsinya jauh lebih berat dibandingkan dengan waktu makan bersama mengunyahnya kedengaran oleh orang lain. Folkways menunjukkan pola  berperilaku yang diikuti dan diteima oleh masyarakat. Jika  folkways ini diterima masyarakat sebagai norma pengatur, maka kebiasaan ini berubah menjadi mores atau tata kelakuan. Mores diikuti tidak hanya secara otomatis kurang berpikir, tetapi karena dihubungkan dengan suatu keyakinan dan perasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat.. Mores ini disatu pihak memaksakan perbuatan dan di lain pihak melarangnya tata kelakuan yang kekal dan kuat integritasnya dengan pola-pola perilaku masyarakat, dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi costom, atau adab istiadat.
Dr. Koentjaraningrat  membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam  yaitu :
  1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic institutions.
  2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup .
  3. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia .
  4. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan .
  5. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi .
  6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib .
  7. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara .
  8. Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia .
NAMA      :    ADI TRI HARTANTO
KELAS     :    1KA39
NPM        :     10111183

About

Sample Text

Blogger templates

Pages - Menu