Kamis, 29 Desember 2011

TULISAN ISD 7 : PERTENTANGAN SOSIAL

Dalam tema kali ini, saya akan memberikan contoh-contoh tentang pertentangan social yang terjadi di Indonesia.  Pertentangan social dapat siartikan sebagai tingkah laku yang disebabkan perbedaan beberapa prinsip, antara prinsip satu dengan prinsip lainnya. Orang-orang lebih sering menyebutkan atau mengartikan pertentangan social adalah sebab musabab dari apa yang biasa kita sebut konflik. Dengan adanya perbedaan beberapa prinsip yang ada dalam masyarakat, tentu saja akan menyebabkan konflik, yaitu perseteruan antara satu orang atau satu masyarakat dengan orang lain atau masyarakat yang lain. Konflik disebabkan oleh rasa emosi yang memuncak yang dipicu oleh beberapa alasan yang yang dirasa tidak sesuai denga hati nurani.

Contoh yang pertama menurut saya adalah salah satu konflik yang pernah terjadi di Indonesia, sudah cukup lama sebenarnya konflik yang terjadi ini, yaitu Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Gerakan separatis yang beroperasi di bumi serambi mekah ini terjadi atau muncul beberapa waktu silam. Sejauh yang saya tahu, gerakan ini adalah gerakan yang beroperasi di Nanggroe Aceh Darussalam, yang bertujuan untuk membuat negara sendiri atau dengan kata lain, gerakan ini ingin melepaskan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tentu saja pemerintah Indonesia geram mendengar telah ada gerakan-gerakan pemberontak di Bumi Pertiwi. Setelah melakukan berbagai perundingan antara pihak Indonesia dan para petinggi-petinggi GAM. Ternyata jalan ini tidak membuahkan hasil, selanjutnya diambillah jalan senjata atau melalui baku tembak antara tentara GAM dengan TNI. Setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya pihak GAM pun menyerah dan Gerakan Aceh Merdeka pun hilang ditelan waktu.’

Contoh yang kedua menurut saya adalah terjadinnya tawuran-tawuran antar sekolah yang belum lama kita dengar beberapa waktu lalu. Kebanyakan, kasus-kasus tawuran yang terjadi adalah di kalangan pelajar khususnya siswa-siswa SMA atau STM. Dipicu  karena hal yang menurut saya adalah hal yang sepele sebenarnya. Hanya karena dimulai dari saling ejek satu sama lain, yang berbuntut saling serang antar kedua sekolah.  Dan akhirnya banyak jatuh korban, banyak nyawa yang meninggal sia-sia. Pihak sekolah pun dirasa telah memberikan ajaran-ajaran moral kepada siswa-siswi nya, telah melarang keras untuk melakukan segala macam tindak kekerasan termasuk tawuran. Tetapi para siswa nya malah semakin “semangat” untuk menyelenggarakan tawuran. Apakah tawuran dijadikan alat ukur untuk mengukur kejantanan seorang siswa laki-laki? Saya menjawab, tentu saja tidak.



Contoh yang ketiga, menurut saya adalah hampir sama seperti contoh kedua yang saya jelaskan sebelumnya. Tetapi kali ini, adalah tawuran antar warga. Yak, tawuran, sudah sering sekali kita mendengar kata ini. Tawuran dapat diartikan sebaga tindak kekerasan yang diperan ni oleh 2 belah pihak yang mempunyai masalah atau mempunyai perbedaan prinsip satu sama lain. Sudah banyak kasus-kasus tawuran antar warga yang sudah kita dengar baik melalui media cetak maupun melalui media elektronik. Pemicu dari tawuran antar warga adalah diantarannya dipicu oleh kemarahan warga suatu kampung yang marah karena seorang warganya dibunuh atau diduga dibunuh atau dilecehkan oleh warga dari kampung lain.  Masalah seperti ini bukan masalah yang sepele atau hanya dipandang sebelah mata, masalh ini adalah masalah yang sangat serius. Akan tetapi, bukan dijadikan alasan untuk para warga yang marah untuk menyerang warga lain atau melakukan tindak-tindak kekerasan, sudah ada pihak kepolisian yang bisa mengatasi semua masalah – masalah tersebut dan sesuai dengan hukum yang berlaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Sample Text

Blogger templates

Pages - Menu