Kamis, 29 Desember 2011

TULISAN ISD 5 : PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

Pada tema kali ini, saya akan membahas tentang masalah-masalah pelapisan social yang terjadi  di dalam kehidupan bermasyarakat, dan juga saya akan membahas beberapa contoh tentang kesamaan derajat di Indonesia.

Pelapisan social adalah pelapisan atau tingkat-tingkatan penduduk atau masyarakat. Di Indonesia, terutama di Jakarta, pelapisan-pelapisan social adalah hal yang sangat nyata dan bisa dilihat jelas dengan kasat mata. Ada beberapa hal yang menyebabkan pelapisan social ini terlihat begitu nyata sekali, diantaranya adalah status, tanggung jawab, serta pendidikan. Untuk factor status, di Indonesia khususnya di Jakarta, terlihat sangat jelas jurang antara Si Kaya dan Si Miskin. Banyak masyarakat yang bermukim di Jakarta, ibukota Negara Indonesia dengan sangat tidak layak. Mulai dari bermukim di kolong-kolong jembatan, sampai di bantaran sungai. Hal ini sangat berbeda jauh sekali dengan pemukiman-pemukiman mewah tempat para penguasa Ibukota.

Misalnya, untuk penduduk miskin yang bertempat tinggal di bantaran sungai di Ibukota, sudah tertera jelas dan di sah kan oleh Gubernur, bahwasanya untuk kawasan bantaran sungai ada peraturan-peraturan nya, diantaranya adalah untuk beberapa meter di sebelah kanan dan kiri sungai, tidak boleh terdapat bangunan, termasuk tidak boleh mendirikan bangunan baik semi permanen maupun bangunan permanen. Akan tetapi, kita kembali lagi ke awal, kalau tidak ditempat-tempat tersebut, mau tinggal dimana lagi masyarakat yang kurang mampu? Pemerintah pun sudah berusaha keras untuk membangun  sejumlah Rusunawa dan Rusunami, yang diharapkan dapat memberikan tempat tinggal yang layak dan tentu saja dengan harga yang terjangkau oleh kalangan mayarakat menegah kebawah.

Meskipun pemerintah Indonesia khususnya di wilayah DKI Jakarta, sudah mempersiapkan beberapa program kerjanya, akan tetapi, masih dirasa kurang memihak masyarakat miskin. Dengan jumlah penduduk yang tiap tahun semakin bartambah banyak jumlahnya, akan tetapi, dengan lapangan pekerjaan yang sangat kurang untuk masyarakat yang berada dalam suatu wilayah.



Bertolak belakang dengan masyarakat menegah kebawah, masyarakat kalangan atas dirasa terlalu dini untuk benar-benar menikmati kekayaannya ditengah-tengah kemiskinan yang terdapat disekitarnya. Sebagai contoh, rencana pemerintah DKI Jakarta untuk membangun kembali/merenovasi gedung DPR, dengan biaya yang bisa membuat mata terbelalak. Tentu saja rencana pemerintah ini dikecam oleh banyak masyarakat di Indonesia. Betapa tidak, ditengah-tengah kesemrawutan negeri ini, masalah-masalah social, lapangan pekerjaan yang sangat minim, tingkat kriminalitas yang meningkat, jumlah penduduk yang semakin bertambah, kok bisa mengeluarkan rencana yang membuat masyarakat miskin menjerit.

Tidaklah sepadan jika banyak kemiskinan di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, tetapi banyak pejabat-pejabat yang kurang memakai otaknya untuk meminimalisirkan kemiskinan – kemiskina yang ada. Jika saja, pemerintah ingin dan bisa mewujudkan dengan tindakan konkret, untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia, tentu saja negara kita dapat selangkah lebih maju dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Untuk kesamaan derajat, semua orang mendapatkan derajat yang sama di mata Tuhan, akan tetapi kenyataanya, untuk mendapatkan kesamaan derajat di mata masayakat, sangatlah tidak mudah. Dibutuhkan beberapa factor untuk mendapatkan kesamaan derajat, salah satunya adalah factor ekonomi. Kembali lagi ke awal, tentang perbedaan Si Kaya dan Si Miskin, hal ini membuat hal kesamaan derajat adalah hal yang dirasa sangat  mustahil. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Sample Text

Blogger templates

Pages - Menu