Jumat, 02 November 2012

TREMBESI LOVERS


TREMBESI LOVERS
(PECINTA TREMBESI)
By: Adi Tri Hartanto
Pada era sekarang ini, kita sebagai mahasiswa yang aktif, sebagai warga negara  Indonesia yang tahu dan sadar akan pertumbuhan ekonomi yang dirasa sangat pesat kita harus mengetahui apa-apa saja yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat pesat serta mengetahui dalam sector apa saja pertumbuhan ekonomi tersebut bergerak. Salah satu sector yang dirasa mempunyai kemajuan yang sangat pesat adalah dalam sector transportasi. Di Indonesia, kemajuan transportasi sangatlah pesat, bayangkan saja jika dalam 10-20 tahun lalu, belum banyak orang yang mempunyai keinginan untuk mempunyai kendaraan transportasi pribadi karena pada saat itu banyak orang yang jauh lebih mengutamakan transportasi umum dibandingkan menggunakan transportasi pribadi.  Tetapi jika kita bandingkan pada era sekarang ini, pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi untuk transportasi seseorang sangatlah tidak terkendali, bahkan diluar kendali. Kita bisa mengambil contoh kendaraan roda dua atau sepeda motor, dimana pada beberapa tahun belakangan ini seseorang dengan uang 500 ribu rupiah saja bisa membawa pulang atau membeli 1 unit sepeda motor. Jika kita ingin membayangkan lebih dalam lagi, kita bisa memperkirakan dalam satu dealer motor dalam satu hari dapat menjual sedikitnya 5 unit sepeda motor dengan berbagai merk, lalu dealer tersebut dalam satu bulan bisa menjual 150 unit sepeda motor dengan berbagai merk, kemudian dalam satu tahun dealer tersebut bisa menjual setidaknya 1800 unit sepeda motor, lalu apa masalahnya? Masalahnya adalah itu hanya bersumber pada 1 dealer sepeda motor saja, sedangkan dalam sebuah kota atau provinsi saja bisa terdapat puluhan hingga ratusan dealer sepeda motor.
Anda tentu sudah bisa menebak jalan cerita saya bukan?  Tetapi pemerintah republik Indonesia sudah ‘sedikit’ memperhitungkan cara untuk mengurangi pertumbuhan sepeda motor di jalan raya. Sesuai dengan ketetapan pemerintah Indonesia, saat ini, bagi siapapun yang ingin membeli sepeda motor dengan cara mencicil haruslah memenuhi uang muka yang sudah ditentukan yaitu 30 % dari harga sepeda motor tersebut. Langkah sederhana ini dirasa cukup efektif tetapi tidak berjalan dengan baik sepenuhnya, tetap saja pertumbuhan kendaraan roda 2 di Indonesia khususnya di Jabodetabek, masih liar.  Bisakah anda bayangkan sebagai mahasiswa yang aktif tentunya, berapa banyak sepeda motor yang berada di jalanan? berapa meter lagi yang dibutuhkan untuk lahan pelebaran jalan raya yang kian sempit yang tidak cukup menampung banyaknya sepeda motor yang ada di jalanan? kemudian, pertanyaan yang sangat penting adalah, berapa banyak zat karbondioksida yang dihasilkan oleh semua sepeda motor yang ada di jalan-jalan ? Bagaimana cara menanggulangi atau cara mengurangi zat mematikan tersebut di dalam sebuah kota atau daerah? Mari kita bahas lebih dalam lagi.  
Dalam tulisan kali ini, saya akan mencoba untuk berimajinasi atau membayangkan bahwasannya saya akan mendirikan sebuah organisasi sederhana tetapi sangat besar manfaatnya. Trembesi Lovers atau dalam bahasa Indonesianya adalah Pecinta Trembesi, itulah nama organisasi yang akan saya coba bayangkan sebagai organisasi yang saya buat sendiri. Setelah melakukan survey kepada beberapa teman-teman, ternyata masih banyak yang belum mengetahui apa itu Trembesi. Trembesi adalah Albizia saman atau Samanea saman, yiatu tanaman dengan ciri-ciri fisik besar, tinggi, dan teduh. Albizia Saman dapat mencapai ketinggian rata-rata 30 - 40 m dan lingkar pohon sekitar 4,5 m. Daunnya melipat pada cuaca hujan dan di malam hari, sehingga pohon ini juga di namakan pohon pukul 5. Kulit pohon hujan ini berwarna abu-abu kecokelatan pada pohon muda yang masih halus. Sedangkan lebar daunnya sekitar 4-5 cm berwarna hijau tua.
Ada satu hal yang membuat saya amat tertarik sengan tanaman Trembesi dan berniat untuk mendirikan sebuah organisasi yaitu Pecinta Trembesi. Satu hal tersebut adalah pada tanaman yang spesial menurut saya karena tanaman ini dapat menyerap karbondioksida sebanyak 28,5 ton dalam satu tahun per satu pohon. Angka ini jauh melebihi pohon-pohon biasa lainnya yang hanya memiliki daya serap karbondioksida sebanyak 1 ton per 20 tahun. Bayangkan saja, dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat, saya yakin bahwa dengan menanam dan tentunya merawat pohon Trembesi dapat mengurangi kadar karbondioksia secara efektif dan efisien, serta tentunya dapat memperbanyak ruang hijau di dalam sebuah kota besar yang otomatis dapat memproduksi oksigen yang sangat banyak.
Di dalam organisasi yang akan saya dirikan nantinya, saya akan mencoba untuk memaksimalkan anggota-anggota dari organisasi tersebut untuk menanam pohon Trembesi di berbagai sudut jalan ibukota maupun di pinggir-pinggir jalan kecil. Memang saya akui, tidaklah mudah untuk merealisasikan secara efisien tentang penanaman pohon Trembesi di berbagai ruang terbuka di dalam daerah-daerah ibukota maupun jalan-jalan protokol, mengapa? Karena setiap hal pastilah terdapat pro dan kontra tentang hal tersebut, ada yang setuju dan mendukung, tetapi ada juga yang tidak setuju. Setelah menanam pohon trembesi hal berikutnya yang akan saya jadikan program kerja adalah merawat pohon Trembesi yang sudah ditanam sebelumnya. Kegiatan ini adalah kegiatan yang jauh lebih sulit dan membutuhkan tenaga serta waktu yang tidak sedikit karena merawat sesuatu adalah jauh lebih susah dibandingkan dengan membeli atau memproduksi sesuatu tersebut. Dibutuhkan biaya untuk membeli berbagai macam peralatan untuk merawat pohon Trembesi serta dibutuhkan tenaga-tenaga yang mengerti benar tentang pohon Trembesi.
Salah satu strategi untuk mempertahankan keberadaan pohon Trembesi adalah dengan cara menanam sebanyak-banyaknya. Berdasarkan survey yang saya lakukan di daerah Bekasi, Jawa Barat, untuk satu buah pohon Trembesi ukuran tinggi satu meter dibandrol dengan harga Rp.40.000-Rp.50.000. Jika kelak dalam organisasi yang saya dirikan terdapat 50 orang atau lebih anggota tetap, saya akan membuat aturan yiatu mewajibkan setiap anggota dari organisasi Trembesi Lovers untuk membawa minimal 1 buah (bisa lebih) pohon Trembesi setiap 1 bulan dan menanam pohon tersebut serta merawatnya dengan baik. Bayangkan, jika dalam satu bulan dari Trembesi Lovers menanam pohon Trembesi sebanyak ‘minimal’ 50 buah, dan bayangkan jika dalam satu tahun Trembesi Lovers dapat menanam pohon Trembesi sebanyak 600 buah, maka, berapa ribu ton karbondioksida yang dapat diserap oleh pohon Trembesi tersebut? Jika ada yang bertanya, sampai kapan Trembesi Lovers akan menanam pohon Trembesi? Saya dan anggota-anggota dari organisasi saya akan menjawab, sampai tidak ada tempat atau lahan lagi untuk bisa ditanami pohon Trembesi. Sekian.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Sample Text

Blogger templates

Pages - Menu