TREMBESI
LOVERS
(PECINTA
TREMBESI)
By:
Adi Tri Hartanto
Pada
era sekarang ini, kita sebagai mahasiswa yang aktif, sebagai warga negara Indonesia yang tahu dan sadar akan pertumbuhan
ekonomi yang dirasa sangat pesat kita harus mengetahui apa-apa saja yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat pesat serta mengetahui
dalam sector apa saja pertumbuhan ekonomi tersebut bergerak. Salah satu sector
yang dirasa mempunyai kemajuan yang sangat pesat adalah dalam sector
transportasi. Di Indonesia, kemajuan transportasi sangatlah pesat, bayangkan
saja jika dalam 10-20 tahun lalu, belum banyak orang yang mempunyai keinginan
untuk mempunyai kendaraan transportasi pribadi karena pada saat itu banyak orang
yang jauh lebih mengutamakan transportasi umum dibandingkan menggunakan
transportasi pribadi. Tetapi jika kita
bandingkan pada era sekarang ini, pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi untuk
transportasi seseorang sangatlah tidak terkendali, bahkan diluar kendali. Kita
bisa mengambil contoh kendaraan roda dua atau sepeda motor, dimana pada
beberapa tahun belakangan ini seseorang dengan uang 500 ribu rupiah saja bisa
membawa pulang atau membeli 1 unit sepeda motor. Jika kita ingin membayangkan
lebih dalam lagi, kita bisa memperkirakan dalam satu dealer motor dalam satu
hari dapat menjual sedikitnya 5 unit sepeda motor dengan berbagai merk, lalu
dealer tersebut dalam satu bulan bisa menjual 150 unit sepeda motor dengan
berbagai merk, kemudian dalam satu tahun dealer tersebut bisa menjual
setidaknya 1800 unit sepeda motor, lalu apa masalahnya? Masalahnya adalah itu
hanya bersumber pada 1 dealer sepeda motor saja, sedangkan dalam sebuah kota atau
provinsi saja bisa terdapat puluhan hingga ratusan dealer sepeda motor.
Anda
tentu sudah bisa menebak jalan cerita saya bukan? Tetapi pemerintah republik Indonesia sudah
‘sedikit’ memperhitungkan cara untuk mengurangi pertumbuhan sepeda motor di
jalan raya. Sesuai dengan ketetapan pemerintah Indonesia, saat ini, bagi
siapapun yang ingin membeli sepeda motor dengan cara mencicil haruslah memenuhi
uang muka yang sudah ditentukan yaitu 30 % dari harga sepeda motor tersebut.
Langkah sederhana ini dirasa cukup efektif tetapi tidak berjalan dengan baik
sepenuhnya, tetap saja pertumbuhan kendaraan roda 2 di Indonesia khususnya di
Jabodetabek, masih liar. Bisakah anda
bayangkan sebagai mahasiswa yang aktif tentunya, berapa banyak sepeda motor
yang berada di jalanan? berapa meter lagi yang dibutuhkan untuk lahan pelebaran
jalan raya yang kian sempit yang tidak cukup menampung banyaknya sepeda motor
yang ada di jalanan? kemudian, pertanyaan yang sangat penting adalah, berapa
banyak zat karbondioksida yang dihasilkan oleh semua sepeda motor yang ada di
jalan-jalan ? Bagaimana cara menanggulangi atau cara mengurangi zat mematikan
tersebut di dalam sebuah kota atau daerah? Mari kita bahas lebih dalam lagi.
Dalam tulisan
kali ini, saya akan mencoba untuk berimajinasi atau membayangkan bahwasannya
saya akan mendirikan sebuah organisasi sederhana tetapi sangat besar
manfaatnya. Trembesi Lovers atau dalam bahasa Indonesianya adalah Pecinta
Trembesi, itulah nama organisasi yang akan saya coba bayangkan sebagai
organisasi yang saya buat sendiri. Setelah melakukan survey kepada beberapa
teman-teman, ternyata masih banyak yang belum mengetahui apa itu Trembesi. Trembesi
adalah Albizia saman atau Samanea
saman, yiatu tanaman dengan ciri-ciri fisik besar, tinggi, dan teduh. Albizia Saman dapat mencapai ketinggian
rata-rata 30 - 40 m dan lingkar pohon sekitar 4,5 m. Daunnya melipat pada cuaca
hujan dan di malam hari, sehingga pohon ini juga di namakan pohon pukul 5.
Kulit pohon hujan ini berwarna abu-abu kecokelatan pada pohon muda yang masih
halus. Sedangkan lebar daunnya sekitar 4-5 cm berwarna hijau tua.
Ada satu hal yang membuat saya amat tertarik sengan tanaman
Trembesi dan berniat untuk mendirikan sebuah organisasi yaitu Pecinta Trembesi.
Satu hal tersebut adalah pada tanaman yang spesial menurut saya karena tanaman
ini dapat menyerap karbondioksida sebanyak 28,5 ton dalam satu tahun per satu
pohon. Angka ini jauh melebihi pohon-pohon biasa lainnya yang hanya memiliki
daya serap karbondioksida sebanyak 1 ton per 20 tahun. Bayangkan saja, dengan
pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat, saya yakin bahwa dengan
menanam dan tentunya merawat pohon Trembesi dapat mengurangi kadar
karbondioksia secara efektif dan efisien, serta tentunya dapat memperbanyak
ruang hijau di dalam sebuah kota besar yang otomatis dapat memproduksi oksigen
yang sangat banyak.
Di dalam organisasi yang akan saya dirikan nantinya, saya
akan mencoba untuk memaksimalkan anggota-anggota dari organisasi tersebut untuk
menanam pohon Trembesi di berbagai sudut jalan ibukota maupun di
pinggir-pinggir jalan kecil. Memang saya akui, tidaklah mudah untuk
merealisasikan secara efisien tentang penanaman pohon Trembesi di berbagai ruang
terbuka di dalam daerah-daerah ibukota maupun jalan-jalan protokol, mengapa? Karena
setiap hal pastilah terdapat pro dan kontra tentang hal tersebut, ada yang
setuju dan mendukung, tetapi ada juga yang tidak setuju. Setelah menanam pohon
trembesi hal berikutnya yang akan saya jadikan program kerja adalah merawat
pohon Trembesi yang sudah ditanam sebelumnya. Kegiatan ini adalah kegiatan yang
jauh lebih sulit dan membutuhkan tenaga serta waktu yang tidak sedikit karena
merawat sesuatu adalah jauh lebih susah dibandingkan dengan membeli atau
memproduksi sesuatu tersebut. Dibutuhkan biaya untuk membeli berbagai macam
peralatan untuk merawat pohon Trembesi serta dibutuhkan tenaga-tenaga yang
mengerti benar tentang pohon Trembesi.
Salah satu strategi untuk mempertahankan keberadaan pohon
Trembesi adalah dengan cara menanam sebanyak-banyaknya. Berdasarkan survey yang
saya lakukan di daerah Bekasi, Jawa Barat, untuk satu buah pohon Trembesi
ukuran tinggi satu meter dibandrol dengan harga Rp.40.000-Rp.50.000. Jika kelak
dalam organisasi yang saya dirikan terdapat 50 orang atau lebih anggota tetap,
saya akan membuat aturan yiatu mewajibkan setiap anggota dari organisasi
Trembesi Lovers untuk membawa minimal 1 buah (bisa lebih) pohon Trembesi setiap
1 bulan dan menanam pohon tersebut serta merawatnya dengan baik. Bayangkan,
jika dalam satu bulan dari Trembesi Lovers menanam pohon Trembesi sebanyak ‘minimal’
50 buah, dan bayangkan jika dalam satu tahun Trembesi Lovers dapat menanam pohon
Trembesi sebanyak 600 buah, maka, berapa ribu ton karbondioksida yang dapat
diserap oleh pohon Trembesi tersebut? Jika ada yang bertanya, sampai kapan
Trembesi Lovers akan menanam pohon Trembesi? Saya dan anggota-anggota dari
organisasi saya akan menjawab, sampai tidak ada tempat atau lahan lagi untuk
bisa ditanami pohon Trembesi. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar