Rabu, 17 April 2013

PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan. 5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya. b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C Persaman dan perbedaan:
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility) Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
Contoh Soal :
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam tingkat kepuasan konsumen? Konsep Elastisitas Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh.
Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
3 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) 2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec) 3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic) 2. Unitari (unity) dan 3. Elastis (elastic) Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Δ Q ΔP Δ Q P Eh : atau Eh = X Q P ΔP Q Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan Q adalah Jumlah barang yang diminta P adalah harga barang tersebut Δ adalah delta atau tanda perubahan.
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut.
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik 2. harga relatif tinggi 3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx Py Es = ——- x ——- > 0 Substitusi Δ Px Qx Δ Qy Px Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. Contoh Soal:
1. Sebutkan yang menentukan elastisitas harga permintaan ? Produsen dan Fungsi Produksi
Pada saat membeli suatu barang, misalkan di pasar ataupun superarket. Kita sering melihat barang-barang yang dijual yang di dalam kemasannya terdapat perusahaan yg membuat atau mengedarkannya. Dan perusahaan yang mengedarkan barang tersebut bisa kita sebut sebagai produsen. Produsen dalam hal ini dapat diartikan dalam arti memproduksi suatu barang.
Berbeda dengan produsen dalam arti ekonomi, produsen dalam arti ekonomi adalah seseorang atau lebih yang menjual barang atau jasa di pasaran. Objek yang biasa di pasarkan seperti di warung-warung, pertokoan, hingga supermarket. Biasanya produsen tidak menjual hanya barang, tetapi banyak produsen-produsen menawarkan berbagai jasa. Misalnya jasa pengiriman barang perusahaan TIKI. Perushaan TIKI ini bisa dibilang sebagai produsen.
Sedangkan barang yang di jual oleh produsen dan di terima pasaran untuk menjualnya disebut produksi. Selain itu produksi juga bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi biasanya dibagi menjadi dua, yaitu produksi yang di lakukan produsen dengan menambah nilai guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan poduksi jasa. Produksi yang menambah nilai guna dan merubah sifat dan bentuknya disebut produksi barang.
Tujuan produsen untuk memproduksi barangnya jelas, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kehidupan sehari-harinya.
Guna suatu barang atau jasa yang timbul karena kegiatan produksi dapat dibedakan sebagai berikut:
1.guna bentuk (form utility) 2.guna tempat (place utility) 3.guna waktu (time utility) 4. guna kepemilikan (ownership utility) 5. guna pelayanan (service utility) 6. guna dasar (basic utility)
FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan jika kita menjual komputer/laptop, komputer/laptop yang akan kita jual bisa dijual dengan beberapa cara. Termasuk bila komposisinya diubah, maka hasil penjualannya juga berubah.Namundemikian, outputnya akan tetap sama. Misalnya untuk mencapai produksi komputer/laptop yang maksimal, maka diutuhkan beberapa tenaga manusia.
Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = f(L, R, C, T) Dimana :
Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity) F = symbol persamaan (function) L = tenaga kerja (labour) R = kekayaan alam (resources) C = modal (capital) T = teknologi (technology)
Cara Mengoptimalkan Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Kategori Kegiatan Produksi:
• Produksi sesuai pesanan (custom-order production) • Produksi massal yang kaku (rigid mass production) • Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production) Mengoptimalkan Produksi adalah upaya meningkatkan nilai dari suatu produksi. Seperti meningkatkan kualitas produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dsb
Cara Mengoptimalkan produksi:
1. Biaya yang digunakan harus dipandang sebagai keuntungan potensial ( potential profit ), bukan pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus di keluarkan. Dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiansi akan meningkatkan keuntungan.
2. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah ( bukan sekedar mengubah input menjadi output ) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetatapan harga ( pricing strategy ) yang kompetirif di pasar.
3. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu. Menghitung Biaya Minimal
Biaya produksi merupakan jantung dari keputusan suatu bisnis. Perusahan harus memberi perhatian penuh terhadap biaya, karena setiap sen biaya yang keluar maka akan mengurangi laba perusahaan. Biaya sangat penting untuk diperhitungkan sebab biaya digunakan untuk membuat keputusan produksi suatu barang dan penjualan atas dasar biaya dan harga barang.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan tersebut. Untuk analisis biaya produksi perlu diperhatikan dua jangka waktu,yaitu :
1. jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan dan 2. jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lainnya tidak dapat berubah. Dalam bab ini hanya dibahas biaya produksi jangka pendek.
Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu :
1. Biaya tetap (fixedcost) dan 2. Biaya variabel (variable cost). Dalam analisis biaya produksi perlu
memperhatikan(1) biaya produksi rata-rata : yang meliputi biaya produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata ; dan (2) biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.
Jadi, dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya produksi dapat dibagi ke dalam:
(1) Biaya Total ( Total Cost = TC) . Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. TC = TFC + TVC Dimana TFC = total fixed cost; dan TVC = total variable cost.
(2) Biaya Tetap Total (total fixed cost = TFC). Biaya tetap total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya. Sebagai contoh : biaya pembelian mesin, membangun bangunan pabrik, membangun prasarana jalan menuju pabrik, dan sebagainya.
(3) Biaya Variabel Total (total variable cost = TVC). Biaya variabel total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel. Contoh biaya variabel : upah tenaga kerja, biaya pembelian bahan baku, pembelian bahan bakar mesin, dan sebagainya.
(4) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC). Biaya tetap rata- rata adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah produksi. TFC AFC = ——- ( di mana Q = tingkat output) Q
(5) Biaya Variabel Rata-Rata ( Average Variable Cost = AVC). Biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel total dibagi dengan jumlah produksi. TVC AVC = ——– Q
(6) Biaya Total Rata-Rata ( Average Total Cost = AC). Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi dengan jumlah produksi. T C AC = ——— atau AC = AFC + AVC. Q
(7) Biaya Marginal ( Marginal Cost =MC). Biaya marginal adalah tambahan biaya produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit. DTC MC = ———– DQ
Sumber : - buku Pengantar Ekonomi, Universitas Gunadarma, Adi Kuswanto. - e-dukasi.net. - Wikipedia.com.

Sabtu, 06 April 2013

SLEEPING DISORDER, INSOMNIA

Do you know the kinds of sleeping disorders? There are many kinds of sleeping disorder including insomnia, walking in the middle of sleep and screaming in the middle of sleep. Insomnia is a symptom of sleeping disorder caused by irregular sleeping patterns. Insomnia consists of two kinds; they are acute insomnia and chronic insomnia. Acute insomnia is a symptom that is most common and usually caused by situation such as stress at work, family problems and traumatic events. Whereas chronic insomnia consists of primary and secondary insomnia. Primary chronic insomnia is caused by change of life including prolonged stress and emotional impact, these symptom are more directed to the psychic. Secondary chronic insomnia is a side effect of health problem such as certain medical conditions, and the influence of drugs. Damaging healthy, decreasing life performance and changing in attitude and appearance are three drawbacks of insomnia.
The first drawback of insomnia is it can damage our health. Every person who has a sleep time of less than 6 hours per night will cause undue metabolic processes which ultimately lead to diabetes. In every single cell in the human body certainly need sugar to maintain strength or endurance in all daily activities. However, if the process of sugar that occurs in the human body is disturbed by irregular sleep patterns, it will increase the risk of diabetes. After diabetes increased, the decrease of the antibody will be felt by people who have insomnia. Everyone who has a sleep time less than 7 hours per night will fail to take the immune stable. If antibodies are not stable or declining, that will be very easy for many diseases will attack our bodies. As we know that if someone who has bad sleeping quality, they should be prepared to fight with many diseases, one of them is cancer. If we don’t have quality time to sleep there will be Hormonal Metabolic Disorders and it will increase the risk of cancer.
The second drawback for people who get insomnia is it can decrease life performance. Increase the stress is the most common impact from people who get insomnia. People with insomnia not only will increase production of stress hormones but also can increase heart rate and blood pressure. Then, the next impact of insomnia is it can trigger anxiety. For people who don’t have enough time to sleep, anxiety is going to attack first and of course this can increase the sense of a huge depression. Not only men who get possibility for insomnia but also women can get higher possibility for insomnia. Increase the desire for fatty snack food is the next impact for insomnia. Lack of sleep can eliminate the hormone that functions to regulate appetite, as the result, consumption of fatty foods and high carbohydrate will increase.
The last drawback of insomnia is changes in attitude and appearance. If someone who wasn’t an insomniac absolutely they had high thinking power. How if out of the blue that person was turned into insomnia? Of course decline in thinking power is the most felt from that person. People with insomnia have pale skin and tired face that can decrease the production of collagen that trigger wrinkle faster. The next impact is change to be lazy person. Person who doesn’t have enough time to sleep, their activities looks monotone such as watching TV, getting meal, smoking and drinking coffee. Because they just do that activities for long time then they change to be lazy person, lazy to do other beneficial activities, and that can change a person become procrastinator.
To sum up, insomnia isn’t a disease but insomnia is a sleeping disorder. Women have higher possibility than men to insomnia. To minimize drawbacks of insomnia you must get enough sleeping time, take some sports, minimize alcohol and cigarettes consumption, try to reduce foods or drinks that contain caffeine, and drink two liters per day of mineral water to keep our bodies still in the pink.

MATERI TEORI ORGANISASI UMUM 2

NAMA : ADI TRI HARTANTO
NPM : 10111183
KELAS : 2 KA 39
RUANG LINGKUP EKONOMI
1. Definisi dan metodologi ekonomi.
Awal mula terciptanya ekonomi adalah berasal dari baha Yunani, iokos yang mempunyai arti rumah tangga sedangkan nomos yang mempunyai arti ilmu. Pada dasarnya, ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia dapat mencukupi segala kebutuhannya yang tentunya tidak terbatas. Seiring berjalannya waktu, pengertian tersebut mulai sedikit bergeser kearah segala aktifitas manusia yang dilakukan sehari-harinya.
Metodologi ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang metode-metode khususnya metode ilmiah yang berhubungan dengan segala aspek ekonomi yang terlibat di dalamnya, tidak terkecuali uang.
2. Masalah-masalah yang mempengaruhi mekanisme harga.
Bagi produsen:
- Barang apa yang harus diproduksi.
Pengertian di point ini adalah produsen haruslah mengerti benar akan barang apa yang akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas atau jika untuk seorang penyedia jasa, ia haruslah mengetahui pangsa pasar apa yang sedang dibutuhkan masyarakat terutama untuk kebutuhan jangka panjang.
- Untuk siapa barang tersebut diproduksi.
Dalam hal ini, pihak produsen dituntut untuk benar-benar mengetahui pasar mana yang akan disasar oleh produk yang di produksinya. Sebagai contoh, sebuah produsen handphone memproduksi handphone android untuk kalangan anak muda yang gila akan aplikasi-aplikasi baru yang ditawarkan oleh produsen handphone tersebut.
- Bagaimana barang tersebut diproduksi.
Masalah yang selanjutnya dihadapi oleh produsen adalah bagaimana barang yang diproduksinya diproduksi. Sebagai contoh, produsen daging sapi di negara Australia mengatakan bahwa daging sapi yang diproduksi oleh mereka adalah berlabel Halal dan tata cara penyembelihannya menurut ajaran Agama Islam serta mereka menyatakan bahwa sebagian besar dari pegawai dalam perusahaan tersebut beragama Islam. Bagi konsumen:
Masalah-masalah yang akan dihadapi oleh konsumen sebenarnya dirasa lebih kompleks permasalahannya dibandingkan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh produsen. Adalah keterbatasan yang akan dihadapi oleh manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas akan sesuatu, keterbatasan alat pemuas kebutuhan yang dihadapai oleh manusia sangat kompleks karena jika manusia ingin memenuhi segala kebutuhannya maka ada beberapa faktor yang diperhitungkan diantaranya adalah penghasilan/pendapatan dan faktor sosial.
3. Definisi sistem ekonomi dan macam-macam sistem ekonomi. Sistem ekonomi adalah sistem atau proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak pada kehidupan masyarakat yang berlangsung dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Atau bisa juga berarti sistem ekonomi adalah sebuah sistem yang berlangsung dalam setiap kegiatan-kegiatan ekonomi baik yang berhubungan langsung dengan uang ataupun tidak berhubungan langsung dengan uang. Macam-macam sistem ekonomi:
Terdapat 3 macam sistem ekonomi yang mendasar, yaitu : a. Sistem ekonomi Tradisional Dalam sistem ekonomi tradisional kegiatan ekonomi masih menggunakan tradisi turun-temurun yang berlaku dalam suatu masyarakat dan telah menjadi nilai budaya setempat.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional: • Kegiatan produksi umumnya mengolah tanah dan mengumpulkan benda yang disediakan alam • Alat produksi masih sederhana • Sangat tergantung pada alam
b. Sistem Ekonomi Terpusat
Sistem ekonomi terpusat adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah atau dengan kata lain sentral pengaturannya adalah dipegang oleh pemerintah pusat.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi terpusat :
• Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara • Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat • Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah secara terpusat.
c. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberat disebut juga ekonomi pasar, yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Artinya setiap individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal/pasar :
• Adanya pengakuan terhadap hak individu • Setiap manusia adalah homo economicus • Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
PENENTUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1. Definisi penawaran dan permintaan.
Penawaran adalah sejumlah barang yang diminta dan atau ditawarkan oleh konsumen dan atau calon konsumen dalam harga dan waktu yang sudah ditentukan. Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta atau dibeli dalam harga dan waktu yang sudah ditentukan.
2. Hukum penawaran dan permintaan.
Hukum penawaran dan permintaan yang berlaku adalah jika harga semakin murah maka permintaan atau para pembeli akan otomatis semakin banyak juga, akan tetapi jika harga semakin murah maka penawaran akan semakin sedikit. Sebagai contoh, belum lama ini pada saat harga bawang merah atau bawang putih sempat meroket hingga mencapai Rp. 100.000/kg, tentunya permintaan akan bawang merah atau bawang putih menurun sangat drastis, itu merupakan salah satu contoh dari hukum penawaran dan permintaan.
3. Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan atau Demand.
1. Selera konsumen = pada saat handphone pertama kali diciptakan, dengan ukuran yang cukup besar serta harga yang mencapai 38 juta rupiah (pada saat itu) dianggap sebagai barang canggih yang bisa merubah masa depan nantinya, akan tetapi setelah kemajuan teknologi, handphone kini banyak terjual dengan ukuran yang lebih kecil dan harga yang lebih terjangkau.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap = jikalau roti tidak diciptakan, maka tepung terigu dan telor akan menurun permintaannya.
3. Penghasilan konsumen = jika seseorang yang mempunyai penghasilan yang cukup besar setiap bulan atau setiap tahunnya, maka ia akan menbeli segala sesuatu yang dibutuhkannya dan cenderung berlebihan, tetapi jika seseorang yang berpenghasilan relatif kecil maka ia akan berusaha untuk menekan pembelian semaksimal mungkin cenderung membeli barang yang bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama.
4. Perkiraan harga di masa depan = sebagai contoh, jika kita menilik waktu sedikit kebalakang, sekitar beberapa tahun yang lalu, banyak kasus yang bertemakan penimbunan minyak tanah. Pada saat pemerintah mengadakan konversi dari minyak tanah ke gas elpiji, banyak oknum-oknum yang menimbun minyak tanah dengan tujuan minyak tanah akan bernilai jual tinggi di kemudian harinya.
5. Intensitas kebutuhan konsumen = pada hal ini, dapat diambil contoh ketika Hari Raya Idul Adha, pemesanan atau permintaan akan kambing atau sapi kurban meningkat drastis.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran atau Suply.
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan = Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan = Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak = Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap = Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan = Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik.
a. Menjelaskan apa yang mempengaruhi pergeseran kurva permintaan dan penawaran.
KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang ditawarkan (kuantitas yang bersedia diproduksi/dijual). Kurva penawaran berslope positif, yaitu jika harga naik maka kuantitas penawaran akan bertambah, dan sebaliknya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran, yaitu :
1. Tingkat teknologi yang digunakan = Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.
2. Harga input = Harga input seperti tenaga kerja, mesin dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.
3. Harga produk-produk yang berkaitan = Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.
4. Kebijakan pemerintah = Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.
5. Pengaruh-pengaruh khusus = Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif.
KURVA PERMINTAAN
Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang diminta. Permintaan ber-slope negatif terhadap harga (hukum permintaan) atau ketika harga naik permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik. Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pergeseran kurva permintaan:
1. Rata-rata pendapatan konsumen = Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
2. Ukuran pasar = Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.
3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan = Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
4. Selera = Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya.
5. Pengaruh-pengaruh khusus = Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas dan payung menjelang musim hujan.
Penentuan harga keseimbangan.
Di dalam ilmu ekonomi, Harga Keseimbangan atau Eqilibrium Price adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya.

About

Sample Text

Blogger templates

Pages - Menu